PDM Kota Pangkal Pinang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Pangkal Pinang
.: Home > Artikel

Homepage

Hasan Basri Sulaiman

.: Home > Artikel > PDM
19 Januari 2016 22:30 WIB
Dibaca: 2785
Penulis :

K.H. Hasan Basri Sulaiman semasa hidupnya pernah menjadi anggota DPRD Bangka Belitung, aktif di Partai Masyumi. Menjadi penceramah tetap di  RRI Jakarta, bahkan setelah kembali ke Bangka Belitung menjadi penceramah di seluruh wilayah Tambang Timah Bangka. Beliau juga aktif sebagai pembina Perguruan Muhammadiyah “Al-Hidayah” Mentok. 

 

 
K.H. Hasan Basri Sulaiman adalah salah satu tokoh Muhammadiyah Bangka Belitung, dilahirkan di Kota Koba, 9 April 1923 dari pasangam Sulaiman dan Zainab. Kota Koba, pada masa kecil beliau masih merupakan sebuah desa. Kini, kota Koba telah menjadi ibukota Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beliau berpendidikan Normaal Islam School Padang Panjang yang dikenal sebagai KMI (Kulliyatul Mu’alliin al-Islamiyyah) Padang Panjang dan kesehariannya beliau sebagai mubaligh Muhammadiyah.
 
Dalam bidang seni,  K.H. Hasan Basri Sulaiman gemar bermain piano, biola dan akordion. Ketinggian dan kedalaman pengetahuan agama K.H. Hasan Basri Sulaiman juga didukung oleh penguasaan beberapa bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Arab, Belanda, dan Jepang.
 
K.H. Hasan Basri Sulaiman menikah dengan Maimunah, beliau berdua dikaruniai 9 anak, rata-rata berpendidikan sarjana, magister dan doktor. Kesembilan anak tersebut adalah: Ir. Mudzakkir Hasan Basri,  Ir. Munawwir Hasan Basri, dr. Mubasysyir Hasan Basri , MA., Ir. Mundzir Hasan Basri , MSc, PhD., Hanifah, Ir. Munir Hasan Basri, Dra. Husnayani Hasan Basri, Apt.,  Ir . Husni Ridhwan Hasan Basri dan Dr. Mursyid Hasan Basri.    
 
Sosok K.H. Hasan Basri Sulaiman semasa hidupnya pernah menjadi Anggota DPRD Bangka Belitung dan aktif dalam organisasi kepartaian di Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Selain itu aktif sebagai penceramah tetap pada RRI Jakarta, bahkan setelah kembali ke Bangka Belitung menjadi penceramah tetap di seluruh wilayah Tambang Timah Bangka (sekarang ini berganti nama PT Timah). Tidak hanya itu beliau juga aktif sebagai pengasuh atau Pembina Perguruan Muhammadiyah “Al-Hidayah” di Mentok yang saat ini masuk dalam wilayah Kabupaten Bangka Barat. 
 
Sebagai tokoh Muhammadiyah di Bangka Belitung, KH Hasan Basri Sulaiman memiliki banyak kegiatan. Diantara kegiatan tersebut adalah sebagai guru/pengisi pengajian rutin Muhammadiyah, baik di Pangkalpinang maupun seluruh Cabang Muhammadiyah di Bangka Belitung. Beliau menjadi salah seorang pendiri/pembina pengajian pada PGA (Pendidikan Guru Agama) Muhammadiyah di Pangkalpinang (1956-1972). Selain itu, beliau juga menjadi pembina pengajian rutin di Masjid H. Bakri Pangkalpinang (1954-1957). Serta memberikan pemahaman agar kegiatan Sholat Id untuk dilaksanakan di lapangan Sekolah Dasar Muhammadiyah yang dimulai saat Idul Fitri 1966 hingga sekarang. 
 
Khotib Sholat Idul Fitri yang Disampaikan Oleh KH Hasan Basri Sulaiman  Tahun 1967 di SD Muhammadiyah Pangkalpinang
 
 
Sejak Tahun 1957, karena tidak ada kesepakatan kegiatan ibadah/pembinaan jama’ah, beliau pindah ke Masjid Muhajirin dan menjadi pengurus masjid tersebut sejak 1957-1976. Masjid yang dibangun oleh warga Muhammadiyah ini terletak di Jalan Balai Pangkalpinang sampai sekarang. Untuk menghargai jasa beliau, Pemerintah Kota Pangkalpinang mengganti nama Jalan Balai menjadi  Jalan KH. Hasan Basri Sulaiman hingga sekarang.
 
Nama jalan KH Hasan Basri Sulaiman, Di jalan tersebut terdapat Masjid Muhammadiyah Muhajirin.
 
 
Sejak 1950-an sampai meninggal dunia pada 24 Januari 1976, K.H. Hasan Basri Sulaiman menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang Pangkalpinang. Sekalipun hanya membawahi Cabang Pangkalpinang, namun juga membina Cabang-cabang Muhammadiyah lainnya di Bangka Belitung. Beliau selalu mengikuti Muktamar Muhammadiyah sejak 1950-an, dan terakhir mengikuti Muktamar adalah Muktamar ke-38 tahun 1975 di Padang.
 
Adanya prinsip mengabdi pada masyarakat dan tanah tumpah darah. Hasan Basri Muda hidup dan besar di Jakarta bekerja dalam komunitas Islam. Beliau pernah menjadi guru agama di angkatan bersenjata di Jakarta. Beliau pulang ke Bangka pada masa merdeka untuk membangun daerahnya. Tidak hanya itu, kemampuannya untuk menggerakkan Dakwah Muhammadiyah di Bangka, Pangkalpinang, Muntok, Sungailiat antara Tahun 1950-an sampai menjelang wafatnya pada  24 Januari 1976 dan akhirnya tokoh Muhammadiyah tersebut dikebumikan di pemakaman Jalan Muntok.***

Tags: KHHasanBasriSulaiman , MuhammadiyahBangkaBelitung

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website